Kamis, 19 Maret 2009

SEMBUH DALAM KEPASRAHAN YANG SUNGGUH

Bila kita pernah sakit, maka kita dapat mengetahui bagaimana rasanya sehat. Sakit dalam pengertian konotatif maupun denotatif memang tidak enak, bila badan ini ada sesuatu yang mengganggu sistem kerja tubuh, sehingga kita dinyatakan sakit rasanya hanya ingin tidur, atau bahkan tidak bisa berbuat sesuatu termasuk tidurpun sulit. Lalu apa sesungguhnya sakit itu dan apa yang harus kita lakukan dalam ketidak berdayaan itu?

Bila tubuh kita tidak dapat berfungsi secara normal seperti biasanya, maka kita katakan kita sedang sakit. Banyak cara untuk mengatasi dan menyembuhkan diri kita dari segala macam penyakit, terlebih saat ini ilmu kedokteran berkembang sangat pesat, bahkan aneh bila kita sampai terlambat untuk mengatasi penyakit yang ada pada diri kita. Banyak hal dapat sebagai sarana untuk kesembuhan kita dari berbagai gangguan baik gangguan oleh kuman yang sering kita katakan sakit fisik. Gangguan oleh orang yang ada disekitar kita secara psikis akan mengganggu kejiwaan dan mentalitas kita. Sakit fisik maupun psikis sama-sama tidak enak dirasakan dan sama-sama harus segera disembuhkan.

Ada satu hal yang penting yang terkadang luput dari pertimbangan kita untuk bebas dari rasa sakit atau sembuh dari sakit, yaitu berserah diri pada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Karena dalam kepasrahan yang sungguh kita akan merasa tenang dan damai, sehingga metabolisme tubuh akan tetap dapat bekerja meskipun ada yang mengganggu yaitu kuman penyakit, bila metabolisme tubuh tetap berjalan, meskipun kurang optimal akan tetap mengarah pada kestabilan kerja sistem organ tubuh. Makanan apapun yang paling kita suka tersedia dan dokter yang paling terkenal turut serta membantu mengatasinya, bila hati tidak tenang, atau masih ada keresahan dalam diri kita, yakinlah penyakit apapun yang menyerang kita akan tetap betah tinggal dalam diri kita. Bila kita berserah diri pada Tuhan, dan Tuhan tinggal pada diri kita, maka hati kita akan tenang, dan tubuh kita akan terlihat lebih berseri, diikuti kerja tubuh juga optimal melakukan aktivitas untuk membentuk energi aktivitas, akibatnya energi dalam tubuh akan optimal kembali dan kita akan segera pulih atau sembuh dari sakit.

Tidak mudah untuk segera menyadari untuk berserah diri pada Tuhan bila kita sedang sakit, karena yang ada adalah krisis perhatian dan krisis energi, rasanya hanya ingin marah meskipun dengan energi yang sangat terbatas. Padahal marah memerlukan energi dua kali lipat dibanding kalau kita lakukan segala sesuatu secara normal atau saat tidak sakit dan tidak marah.

Menata hati dan menerima dengan ikhlas apapun yang sedang terjadi akan membuat tubuh menjadi lebih tenang dan normal. Dalam ketenangan itulah hadir bisikan lembut dalam hati yang membuat segala sesuatunya menjadi jelas, dan mudah untuk menyadari apa yang terjadi dan mampu mengendalikan diri untuk berbuat sesuatu yang lebih tepat dan bijaksana yang akan membuat bahagia semua pihak. Akhirnya sakit fisik maupun psikis dapat hilang secara perlahan. Inilah penyembuhan diri dengan kepasrahan yang tulus dan sungguh yang mampu menenangkan jiwa dan mampu membuat tubuh bugar kembali tidak perlu biaya mahal. Boleh dicoba . . .


Rabu, 04 Maret 2009

PEMUKA MASYARAKAT

Ada perasaan kurang nyaman kalau ada orang yang menganggap aku sebagai orang penting, atau bahkan menganggapku sebagai pemuka masyarakat. dari sudut pandang mana mereka melihat dan menilai, dan atas dasar apa mengkategorikan penilaian yang sungguh membuat hati ini merasa aneh saja. Tulisan ini ingin mengklarifikasi pendapat orang yang terkadang kurang tepat, atau bahkan tak beralasan sama sekali. Apa sesungguhnya arti pemuka masyarakat? Siapa yang pantas mendapat julukan semacam itu? Orang yang dituakan? ataukah orang yang benar-benar tua di suatu daerah? ataukah orang yang biasa membantu atau menolong sesama di daerah tertentu? atau bahkan orang yang berjasa di suatu daerah dan berguna di dalam masyarakat setempat?

Pemuka masyarakat biasanya merupakan sosok orang yang sangat disegani, menjadi panutan, selalu didengar dan diminta pendapatnya untuk banyak hal yang berkaitan dengan keputusan tentang sesuatu rencana kegiatan masyarakat, dapat sebagai teladan hidup baik secara pribadi maupun kehidupan keluarganya. Figur kepemimpinan maupun kehidupan sosialnya sangat melekat erat pada diri pribadi sang pemuka masyarakat. Sehingga sangat berat mendapatkan predikat atau julukan pemuka masyarakat. Bukan orang pendatang baru yang meskipun pandai dan kaya raya akan otomatis menjadi pemuka masyarakat, karena pemuka masyarakat sebagai predikat yang dianugerahkan dengan cuma-cuma, namun tidak setiap orang mampu meraihnya, karena predikat itu tidak bisa diusahakan atau direncanakan untuk diberikan pada seseorang, namun siapapun orang yang mendapat julukan pemuka masyarakat biasanya sangat terhormat dan memang pantas untuk dihormati, karena kepribadian yang mempesona yang membuat orang segan dan mengaguminya.

Dengan melihat figur pemuka masyarakat adalah seorang tokoh yang luar biasa seperti itu, maka pantaskah aku mendapat julukan pemuka masyarakat? meskipun hak orang untuk menyebut saya atau juga orang lain dengan apa saja, tapi satu yang pasti saya merasa belum pantas disebut pemuka masyarakat. Terlibat aktif dalam masyarakat saja kurang, apalagi bersosialisasi dalam banyak hal / kegiatan masyarakat, untuk itu agar tidak menambah kebencian orang terhadap orang lain atau sesama warga, sebaiknya tidak perlu mengatakan atau memberi julukan berlebihan pada seseorang hanya karena nampak aktif dari satu segi kebaikan yang kebetulan baru bisa dilakukan oleh seseorang . Saya pribadi merasa malu mendapat predikat terlalu tinggi sementara tak seberapa yang bisa dipersembahkan untuk masyarakat yang kita cintai bersama ini.

Kesimpulannya, pemuka masyarakat adalah orang yang sangat luar biasa dengan kepribadian dan sikap mempesona / terpuji, menjadi panutan / contoh , kehadirannya dapat mebuat suasana menjadi nyaman dan damai. Harapan saya dan juga orang lain suatu saat dapat menjadi pemuka masyarakat yang sungguh-sungguh dapat mengayomi dan melindungi masyarakat. Kalau sekarang masih jauh dan perlu belajar menjadi pemimpin yang baik dulu, belum pantas mendapat julukan pemuka masyarakat.