Rabu, 18 Februari 2009

PASANGAN IDEAL UNTUK MENIKAH

Sebaiknya diketahui lebih awal dari pada menyesal kemudian, terlebih yang bersifat hanya untuk sekali dalam hidup kita. Tujuan lebih jauh dalam tulisan ini adalah bagaimana mempersiapkan diri menentukan dan memilih pasangan hidup yang bila kita sudah tentukan pilihan kita, kita tidak bisa tukar tambah atau bosan langsung mencari ganti ibarat baju kalau bosan kita untuk memakainya langsung kita taruh atau kita buang.

Paling utama yang sebaiknya diperhatikan adalah umur laki-laki usahakan lebih tua, secara fisik dan psykis akan dapat melindungi perempuan, meskipun ada perempuan yang marah kalau dibilang lemah. Wanita harus sadar bahwa kekuatan fisik luar lain dengan fungsi organ-organ dalam. Hormon sekunder pemacu kerja optimal fungsi sistem reproduksi pada wanita, rata-rata dimuulai pada umur 10 tahun sampai batas rata-rata menopouse umur 45 tahun, sedang pada laki-laki dimulai dari umur 14 tahun sampai sepanjang umurnya, asal kondisi normal dan sehat . Menikah dengan umur yang sama, akan terjadi kesenjangan kondisi optimal sistem reproduksi antara suami dan istri. Suatu saat usia perempuan sudah pada titik menopouse yang berarti gairah sexual menurun dan menurun pula seluruh fungsi sistem organ secara perlahan, sedang laki-laki umur 45 tahun masih sangat optimal , bahkan khusus hormon sekunder sangat optimal pada usia rata-rata 45 tahun sampai 50 tahun ( kadar hormon hampir sama pada saat umur 14 tahun/ seperti awal puber pertama ). Berarti saat suami istri memiliki umur sama-sama 45 tahun, suami memiliki gairah sexual dan fisik masih optimal, sedang pada sang istri sebagai awal menurunnya sistem-sistem organ bahkan berhentinya fungsi hormonal untuk sistem reproduksi. Sebagai catatan penting kondisi semacam ini akan memungkinkan muncul kondisi ketidak harmonisan pasangan. Meskipun banyak yang membantah, karena dengan iman orang akan tetap setia dan menerima pasangannya apapun keadaannya. ( semoga selain berilmu, kita juga beriman yang baik, sehingga tidak mengedepankan nafsu, tetapi pada kasih sayang yang sungguh pada pasangannya, karena cinta berbicara masalah hati bukan masalah hormon )

Laki-laki yang lebih tua dari pada istrinya, secara kejiwaan akan lebih dewasa ( umumnya ) diharapkan mampu membimbing dan melindungi serta dapat memahami sikap dan kemauan pasangannya baik secara emosional maupun dengan logika. Umumnya perempuan sangat sensitif dan menggunakan perasaan, dan kaum laki-laki mengatakan perempuan sangat emosional, meskipun ada wanita lebih dewasa dari pada pria walaupun wanita lebih muda dari pasangannya( umumnya tidak demikian ). Sifat wanita yang labil dipengaruhi oleh siklus menstruasi yang diatur oleh hormon, dan kerja hormon ini yang dapat mengganggu sistem koordinasi. Dengan memahami hal ini hendaknya wanita sadar kondisi diri dan laki-laki memaklumi ketidakstabilan sikap ataupun emosi yang terkadang membuat hubungan harus retak atau kurang harmonis.

Ditinjau dari segi intelektual ( meskipun banyak orang mengatakan kurang penting), dapat menetukan kekompakan dalam hal komunikasi atau pergaulan, Bila tingkat pendidikan terlalu jauh berbeda pada pasangannya, akan sering muncul kondisi tidak nyambung bila diajak ngobrol atau berbicara banyak hal, hal ini memungkinkan suasana menjadi garing atau tidak nyaman, akibatnya sering saling menghindar atau mengajak orang lain yang bisa komunikasi aktif /nyambung atau seimbang. Bila terlalu sering komunikasi dengan orang lain akan muncul rasa curiga atau krisis kepercayaan pada pasangannya.

Iman yang baik dan teguh akan menentukan keharmonisan pasangan, dan akan lebih baik bila seiman, karena bila prinsip hidup yang merupakan jalan kebenaran yang dianutnya berbeda, akan sulit mengendalikan bahtera rumah tangga dengan arah yang tidak sinergis. Bila ada yang menikah dengan dispensasi karena ada perbedaan agama, dan nyatanya tetap langgeng, kita patut acungi jempol, dan kita doakan supaya tetap rukun dan tidak terjadi keributan . Pasangan itu pasti luar biasa, bisa menjaga dan menghormati perbedaan dengan saling sayang dan tetap mengasihi.

Pasangan hidup sebaiknya dari pilihan sendiri / tidak dijodohkan /dicarikan / dipilihkan( jaman dulu selalu dijodohkan itu lain soal ), dengan memilih sendiri akan lebih sesuai dengan suara hati dan lebih mantap / tidak ada lagi keraguan dan juga akan bertanggung jawab dengan pilihannya sendiri, tidak ada yang dipersalahkan bila karena suatu hal ada ketidak sesuaian diantara dua hati yang telah menyatu itu. Dengan cermat memilih dan kedewasan diri juga mempengaruhi saat menentukan pilihan (bukan semata-mata karena cantik/ tampan atau karena kaya ). Pilihan yang tepat akan lebih mengutamakan inerbeauty.

Dengan pertimbangan umur, iman, pendidikan dan inerbeauty yang diuraikan diatas, diharapkan pasangan suami istri menjadi serasi atau ideal seperti yang diharapkan semua orang. Semoga bermanfaat.






1 komentar: