Selasa, 03 Februari 2009

RAHASIA ITU TIDAK ADA

Ada sebuah cerita yang dapat menjadi bahan renungan untuk kita semua.

Seorang nenek sangat menyayangi cucunya yang bernama Amir ( bukan nama sebenarnya ) memberi bimbingan rohani dengan baik, membesarkan dan menyekolahkan Amir dari kecil , karena Amir ditinggal orang tuanya untuk selama lamanya. Amir sangat sopan, cerdas dan pandai bergaul, sehingga tak heran kalau sarjana pendidikan dicapainya sangat tepat waktu dengan nilai yang sangat memuaskan. Amir juga memiliki teman perempuan yang sangat taat beribadah, sehingga sang nenek tidak melarang kalau Amir ingin menikah dengan Nining nama perempuan itu ( bukan nama sebenarnya ).

Suatu hari sebelum melangsungkan pernikahan, nenek berpesan kepada Amir didepan Nining. " Mir... ingatlah satu pesan dari leluhur kita, janganlah mudah percaya dengan siapapun, termasuk dengan orang yang paling dekat denganmu termasuk istrimu . . . karena sesungguhnya rahasia itu tidak ada ", kata nenek sambil menepuk-nepuk bahu Amir. Mendengar kata-kata yang tidak diduga-duga seperti itu Amir kaget dan balik bertanya " maksud nenek apa? ". Nenek hanya tersenyum dan sambil memegang tangan Amir dan berkata " suatu saat nanti kamu akan tahu jawabannya ", lalu nenek masuk ke ruangan lain meninggalkan Amir dan Nining yang masih terheran-heran .

Beberapa tahun setelah Amir dan Nining menikah, sang Nenek meninggal dunia. Amir dan Nining pindah tempat tinggal, menjadi guru di daerah transmigran di pulau sumatra. Nining tidak bekerja, namun dia menjadi istri yang sangat setia untuk melayani suami dengan penuh pengertian. Sedang Amir harus mengajar di sebuah sekolah yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, serta selalu melewati hutan yang sebagian besar masih sangat rimbun dan gelap.
Pada suatu hari Amir harus berangkat pagi-pagi sekali karena tidak ada tumpangan lagi untuk ke sekolah, maka Amir harus jalan kaki. Amir sering melihat hewan buas melintas, maka Amir membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga. Dan apa yang dikhawatirkan Amir ternyata terjadi beneran, ada babi hutan berpapasan dengan Amir, secara mendadak Amir diseruduk babi hutan itu dan Amir mencoba melawan sekuat tenaga. Dalam pertarungan itu Amir bisa melumpuhkan babi hutan itu. Baju dan celana sangat kotor dan berlumuran darah. Lalu Amir kembali pulang dan tidak mengajar. Amir secara tidak sengaja, tiba-tiba punya ide konyol, dia mengatakan pada istrinya sambil terengah-engah, dan berpesan supaya istrinya tidak bilang pada siapapun kalau dia telah membunuh orang, karena tadi dijalan dicegat orang tak dikenal. Secara spontan istrinya ketakutan dan menangis, karena tidak terpikir olehnya, kalau suaminya pembunuh. Kegelisahan Nining terbaca oleh Amir, maka keesokan harinya Amir menitipkan Nining pada Tantenya yang ada diperbatasan antara kampung transmigran dengan kampung yang sudah maju dan ramai penduduknya. Amir diam-diam menutup babi hutan yang sudah jadi bangkai itu dengan batu agar tidak dimakan binatang buas lain yang ada di hutan itu.
Amir beberapa hari sendiri di rumah dan karena sering keluar malam untuk ronda, Amir punya ide baru untuk meminjam uang pada sahabatnya dengan alasan untuk menjemput istrinya. Suatu hari istrinya merasa gelisah makin menjadi-jadi, maka diapun berbisik pada tantenya tentang rahasia pembunuhan yang dilakukan suaminya, dan tantenya seketika tersentak dan mengatakan pada Nining jangan sampai orang lain tahu. Pokoknya ini rahasia kita bertiga, kata tantenya. Dan tantenya ikut gelisah tidak bisa tidur, dan akhirnya tantenya cerita pada suaminya dengan cara sama seperti yang dilakukan oleh Amir dan Nining, yaitu denga kata jangan bilang-bilang. Lalu dalam waktu singkat, keesokan harinya pamannya sudah menceritakan kepada temen kantornya, yang kebetulan adalah orang dimana Amir pinjam uang.
Singkat cerita, malam harinya, ada orang berarak arak menuju rumah Amir dengan teriakan " hai Amir, keluar kau, nyawa harus diganti nyawa, karena kamu adalah pembunuh, ada satu warga kami yang meninggal dunia, dan kembalikan uangku, karena aku tidak mau berteman dengan pembunuh" suara itu sangat jelas dan makin jelas karena banyak orang sudah ada di depan rumah Amir.
Amir keluar rumah dan melihat istrinya, tantenya, pamannya, sahabatnya dan banyak penduduk dengan obor dan membawa parang. Lalu Amir tersenyum melihat istrinya menangis, dan Amir berkata, " Ok saudara-saudaraku, aku setuju dengan nyawa kembali nyawa, tapi aku minta bunuhlah aku ditempat aku membunuh orang itu, dan aku nanti juga akan kembalikan uang yang aku pinjam pada sahabatku".
Semua berarak-arak menuju tempat dimana Amir berkelahi dengan babi hutan, dan dari kejauhan sudah tercium bau bangkai, lalu Amir bilang, " saudaraku, aku bukan pembunuh manusia, tetapi aku membunuh babi hutan " Amir membongkar batu-batu dan mengangkat babi hutan yang sudah membusuk itu, sambil mengeluarkan bungkusan baju yang kotor kena darah babi hutan dan pisau yang masih ada darah babi hutan yang sudah kering, lalu Amir membuka bungkusan yang lain, dan berkata, " Sahabatku ini uangmu masih utuh, aku tidak memakainya, maafkan aku . . . aku lakukan ini hanya ingin membuktikan kata-kata leluhur kita, bahwa rahasia itu tidak ada, dan jangan mudah percaya pada siapapun termasuk pada orang yang paling dekat, saya sudah membuktikkannya". Nining dan sahabat Amir menangis malu dan menyesal dengan kejadian itu. Mulai saat itu penduduk sekitar transmigran lebih saling menghargai dan saling membantu. Ada hikmah yang baik untuk mempelajari suatau rahasia. Sesungguhnya rahasia itu tidak ada, dan yang ada adalah " jangan bilang-bilang"
Semoga cerita ini membuat kita lebih waspada dengan siapapun.