Selasa, 17 Februari 2009

PEMIMPIN JADUL

Figur pemimpin menjadi sorotan dan perhatian yang tidak akan lepas dari pandangan anak buah untuk setiap gerak-geriknya. Satu langkah salah, apalagi arah yang bertolak belakang dengan visi dan misi yang ada, akan memicu ketidak puasan anak buah dan membuat suasana tidak nyaman dalam tatanan kerja dan mengacaukan sebuah sistem. Pemimpin saat ini banyak mendengar usulan dari bawah dan mencermati setiap rencana yang akan diputuskan agar menjadi sebuah harapan demi kemajuan kelompok atau organisasi atau juga instansi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin jeli memutuskan segala sesuatunya, agar tidak satupun menjadi kurban ketidakpuasan rencana yang akan dijalankannya. Tidak mudah memutuskan atau menyampaikan sebuah rencana dengan tanpa ada ganjalan, dimana ada satu rencana kegiatan, pasti ada hal yang mendukung dan ada pula yang menghambat lajunya sebuah program yang sudah diputuskan dan dibicarakan dengan matang, atau diputuskan bersama.

Hal penting yang sebaiknya dipahami bersama adalah rasa percaya diri, bahwa apapun yang akan diputuskan dan yang akan dijalankan adalah sebuah program yang akan menambah naiknya laju kesejahteraan organisasi, dan seluruh komponen yang ada dalam sistem dapat menikmati hasil yang akan dicapai. Hindari sebuah rencana yang mengarah untuk keuntungan diri, niscaya akan ringanlah langkah kaki dan tangan untuk melakukan banyak hal.

Ada pemimpin yang menyerahkan keputusan penting pada orang kepercayaannya, dan kurang memanage dengan baik apa saja yang akan terjadi hari demi hari, akan membuat kecemburuan sosial bagi orang-orang disekitarnya yang kurang mendapat kepercayaan. Pemimpin ini dinamakan pemimpin jadul, yaitu pemimpin jaman dulu yang tidak melibatkan diri dalam rencana kerja apalagi terlibat langsung dalam segala aktivitas bersama anak buahnya. Pemimpin jadul hanya duduk manis menunggu laporan, dan laporan yang diterima selalu yang baik-baik saja, dan bila mendengar laporan tidak baik akan marah dan menjadi geram. Pemimpin jadul tidak mau bertanggung jawab atas kegagalan atau kerusuhan / kekacauan yang ada. Biasanya akan mencari kambing hitam atau bahkan berbalik menghardik orang kepercayaanya. Semua kesalahan dilimpahkannya pada orang yang sejak lama menjadi tangan kanannya dan menganggapnya sebagai sumber kekacauan. Sadis memang kalau dijaman sekarang masih ada pemimpin jadul. Lebih parah lagi bersatu dan bersekutu dengan kelompok pengahasut yang menghambat lajunya organisasi. Bila hal ini tidak ada yang memberanikan diri, bahwa keputusan organisasi adalah tanggung jawab organisasi, maju atau mundur atau bahkan hancur, semestinya menjadi tanggung jawab bersama dan tidak bisa dipersalahkan pada satu orang, yang sesungguhnya sebagai kekuatan organisasi bila pemimpin tidak salah memanage.

Kehacunran semakin jelas bila perubahan sikap sang pemimpin ( pemimpin jadul ) belum ada tanda-tanda penyesalan atau niatan membenahi diri. Mengharapkan orang lain menjadi baik itu baik, tetapi realita yang dilakukan oleh diri sendiri semestinya juga baik. Tidak ada seorangpun punya niatan ingin menjadi jelek atau tidak baik, yang ada adalah orang menjadi kurban menjadi tidak baik oleh lingkungan yang ada atau oleh sistem yang ada. Tingkatkan rasa percaya diri pada diri sendiri, bahwa setiap orang bisa menjadi baik atau bisa juga menjadi tidak baik, tinggal kita mau pilih yang mana? Kokoh atau rapuhnya sebuah sistem dipengaruhi oleh pengelola sistem itu sendiri yaitu seorang pemimpin. Mau jadi pemimpin jadul atau pemimpin masa kini ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar